Apa saja sih yang perlu dipertimbangkan saat ingin mendaftarkan si kecil ke sekolah dasar? Menurut Pakar Parenting dan Psikolog dari Yayasan Kita Dan Buah Hati, Elly Risman, ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sekolah dasar yang tepat bagi anak.
1. Lokasi, sebaiknya pilih lokasi yang tidak terlalu jauh dari rumah,strategis dan mudah dijangkau sehingga anak tidak kelelahan dijalan akibat jarak tempuh yang cukup jauh.
2. Guru. Amati calon guru anak anda.
a. Sekolah yang baik akan menempatkan guru yang berusia matang untuk murid kelas 1 dan guru-guru berusia lebih muda pada kelas diatasnya. Hal ini dikarenakan guru berusia matang telah memiliki pengalaman dalam berkomunikasi dengan murid baru sehingga memudahkan anak untuk beradaptasi.
b. Latar belakang. Pola pengajaran dalam kelas tidak terlepas dari latar belakang pendidikan guru itu sendiri, jadi ketahuilah latar belakang pendidikan guru anak anda.
3. Mata pelajaran. Anda bisa bertanya pada sekolah mengenai beban mata pelajaran yang ada disekolah tersebut, sehingga anda bisa mengukur apakah sesuai dengan kemampuan anak anda atau tidak.
4. Lingkungan sekolah. Perhatikan dan pelajari lingkungan sekolah untuk keamanan dan kenyamanan anak anda. Anak juga perlu menyesuaikan diri dengan sekolahnya sehingga perlu diperkenalkan, dibimbing dan diarahkan tentang lingkungan sekolah barunya.
5. Biaya. Pemilihan sekolah sangat berkaitan dengan konsekuensi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan. Contoh, sekolah swasta berbasis agama, biaya pendidikannya tentu tidak sama dengan sekolah dasar biasa. Jadi pahami mengenai hal ini.
Memasuki usia 11 – 13 tahun, sebaiknya anak tidak lagi diberikan uang jajan, melainkan uang saku. Memang apa bedanya? “Jelas berbeda. Uang jajan adalah uang yang diberikan untuk dihabiskan alias jajan. Sedangkan uang saku merupakan uang yang terdiri atas beberapa pos berbeda yang harus disisihkan oleh anak,”
Dalam uang saku terdapat pos transport, iuran kelas (jika ada), pos untuk jajan, untuk membeli buku, untuk jalan–jalan dengan teman, entertainment juga pos untuk sedekah. Lalu bagaimana cara memulainya?
1.Hitung keperluan anak perminggu. Buatkan beberapa amplop sesuai kebutuhan atau pengeluaran rutin anak seperti di atas. Masukkan amplop–amplop tersebut dalam sebuah amplop besar.
2.Ajari anak untuk mencatat semua pengeluarannya. Ini merupakan cara anak bertanggung jawab terhadap pengeluarannya dan menggunakannya sebagai bahan evaluasi
3.Usahakan untuk menyisihkan tabungan lebih besar yang bisa diambil dari masing–masing pos jika tidak digunakan.
4.Buat kesepakatan bahwa uang hadiah minimal 50% masuk ke tabungan khusus. Anak harus diajarkan untuk menabung secara jangka panjang: uang sekolah, untuk membeli sesuatu (misal kendaraan bermotor), dll. Tapi jika sewaktu–waktu diperlukan uang bisa diambil.
5.Menyisihkan sedekah dan infaq.
6.Untuk belanja, dalam membandingkan harga beri masukan perhitungan jika membeli dalam jumlah banyak, kualitas merk atau tak bermerk dll. Diskusikan apakah dengan menggunakan merk tertentu lebih menguntungkan atau tidak.
7.Diskusikan bagaimana membuat belanja bulanan lebih hemat; makanan ekonomis, daur ulang dan dengan perencanaan.
8.Rangsang anak untuk mulai kreatif dan menghasilkan uang. Misalnya dengan menggelar pasar murah dari baju–baju atau mainannya yang sudah tidak digunakan. Jadikan anak penanggung jawab dan orangtua hanya menjadi pengawas. Buktikan bahwa anak remaja bisa multitasking dan sukses mengambil keputusan dalam banyak hal dan menangani penawaran
9.Mulai ajari bisnis sederhana tergantung passionnya masing–masing. Misalnya menjual kartu lukisan karyanya atau makanan hasil buatannya dilingkungan teman–teman sekolah.